Senin, 07 Oktober 2013

Politisi Terseret, adakah collective corruption?

Oleh: Ali Topan DS

Terungkapnya suap impor daging sapi yang menyeret nama Presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaq, turut membuka beberapa kasus yang ada di Kementerian Pertanian (kementan). Saksi demi saksi dihadirkan dalam persidangan. Menteri Pertanian, Suswono pun menjadi saksi atas kegaduhan di kementeriannya tersebut. dipanggilnya beberapa saksi mengindikasikan bahwa ada kelompok yang melakukan collective corruption di lembaga pemerintah tersebut.

Yudi Setiawan, salah seorang pengusaha telah memberi dana pelicin atas permintaan Lutfi dan Fathonah kembali menjadi saksi atas terdakwa Lutfi. Dalam kesaksiannya, ia mengungkap dua nama politisi senayan yang ikut terlibat dalam pengadaan proyek kementan. Mereka adalah Romahurmuzy (F-PPP) dan Tamsil Lindrung (F-PKS).

Yudi menyebut Roma, kaitannya dengan dana 130.000 dolar AS yang diterima karena telah memuluskan proyek pengadaan bibit Jagung. Sedangkan Tamsil disebut-sebut terlibat dengan kasus suap pengadaan benih kopi. Tamsil disebut “menjual” proyek kementan dengan konsekuensi ia mendapat imbalan “jasa pemulus proyek”. Tamsil memberi paket pengadaan benih kopi kepada Denni Pramudia Adiningrat. Denni sendiri merupakan suami dari Elda Daviane, komisaris PT Radina Bidodipa. Menurut Yudi, Elda mengatakan bahwa ia harus membayar 5-6 persen dari anggaran pengadaan benih kopi kepada Tamsil.

Kesaksian Yudi direspon segera oleh kedua politisi senayan tersebut –Romahurmuzi dan Tamsil. Roma berdalih bahwa kesaksian Yudi adalah penipuan. Saat ini banyak penipuan yang bermacam-macam. Ia merasa nama nya telah dicemarkan, terlebih disebut dalam sidang bahwa ia menerima aliran dana haram. Demikian juga Tamsil, ia bahkan menyatakan tidak kenal dengan Denni. Menurut Tamsil, pengadaan proyek tidak ada kaitannya dengan DPR, melainkan pemerintah.

Kesaksian serta tuduhan Yudi terhadap Roma dan Tamsil perlu didalami oleh pihak berwenang. Pasalnya, sederetan nama-nama baik pejabat maupun pengusaha bermunculan sejak penangkapan Lutfi. Masih terbuka kemungkinan akan ada nama-nama muncul selain mereka berdua. Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa ada indikasi korupsi atau suap yang dilakukan secara kolektif dalam pengadaan proyek di kementan

Melalui pembacaan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesaksian Yudi telah memunculkan dua nama –Roma dan Tamsil- yang terlibat pemberian suap atas pengadaan proyek di kementan. Merasa tidak terkait dengan dugaan menerima aliran dana seperti yang dituduhkan Yudi, Roma dan Tamsil pun memberi klarifikasi terbuka. Aparat penegak hukum perlu mendalami pernyataan Yudi. Jika proyek pengadaan sesuatu yang terdapat di kementerian-kementerian menjadi “ladang korupsi” bagi pihak yang tidak bertanggung jawab, maka perlu ada pengawalan intensif dari KPK untuk mengawasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar