Selasa, 08 Oktober 2013

“Jajanan” Terlaris itu Bernama Survei Elektabilitas

Oleh: Ali Topan Ds

Ibarat sebuah jajanan, hasil survei elektabilitas capres-cawapres dari lembaga survei adalah jajanan yang paling laris atau paling laku. Hasil rilis survei tersebut menjadi bahan bacaan dan informasi penting bagi pengamat politik. Bagi kandidat capres, informasi ini patut menjadi pertimbangan maju tidaknya dalam kontestasi pilpres; bahan kajian tim sukses; serta pertimbangan memilih pasangan cawapres.

Laiknya sebuah penelitian ilmiah, hasil survei perlu diuji keakuratan, keabsahan dan kebenarannya. Hasil survei tidak bisa dijadikan patokan kebenaran karena sampling yang diambil dari populasi cukup kecil atau sedikit. Akan tetapi hasil dari sebuah survei setidaknya mendeskripsikan dan merupakan representasi publik. Jika kaitannya dengan survei tingkat keterpilihan capres-cawapres, maka hasil survei tersebut menunjukkan persepsi publik.

Sebuah lembaga survei Cyrus Network (CN) merilis hasil survei elektabilitas capres-cawapres pada 8 Oktober 2013. CN menempatkan sosok Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie sebagai capres. Ketiga nama tersebut “diotak-atik” dengan tiga nama yang diposisikan sebagai cawapres, yakni Basuki T. Purnama (Ahok), Dahlan Iskan dan Hatta Rajasa.

Hasil survei pasangan capres-cawapres dengan Jokowi sebagai capres adalah: Jokowi-Ahok (31,6 persen); Jokowi-Dahlan Iskan (17,1 persen); Jokowi-Hatta Rajasa (13 persen). Hasil survei pasangan capres-cawapres dengan Prabowo sebagai capres adalah: Prabowo-Dahlan Iskan (19,8 persen ); Prabowo-Ahok (14,5 persen); Prabowo-Hatta (14,4 persen). Hasil survei pasangan capres-cawapres dengan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai capres adalah: Ical-Hatta (20,2 persen); Ical-Dahlan (19,3 persen); Ical-Ahok (13,3 persen). Survei CN diatas melibatkan 1.020 responden di seluruh Indonesia dan digarap pada 23-28 Agustus dan 12-14 September 2013. Pihak CN menegaskan bahwa survei ini bukanlah pesanan pihak tertentu dan tidak ada sponsor. (kompas.com 8 Oktober 2013)

Hasil survei di atas menjadi acuan dasar bagi kandidat capres untuk terus menggiatkan konsolidasi. Tentu bukan konsolidasi internal saja, tetapi juga ekternal partai. “silaturahmi kepentingan” bisa saja menjadi senjata ampuh menggandeng pasangan.


Melalui pembacaan di atas, dapat disimpulkan bahwa: Menjelang pilpres mendatang, tentu akan masih banyak lagi hasil-hasil survei elektabilitas kandidat capres-cawapres. Hasil survei menjadi “jajanan” pelaku dan pengamat politik. meski, hasil survei tersebut selain menjadi informasi, juga menjadi hal yang kadang “membinggungkan” pembaca. Fakta di atas juga mengantarkan pada kesimpulan yang paling mengesankan, yakni sosok kepemimpinan Jokowi-Ahok yang menjadi pemikat publik. Keduanya menjadi pasangan yang diunggulkan jika mencalonkan menjadi capres-cawapres. Setidaknya, dengan raihan angka hasil survei elektabilitas, para kandidat perlu terus menjaga dan meningkatkan lumbung suara. Perlu menjaga konsistensi komunikasi dengan partai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar