Jumat, 27 September 2013

Mendorong Masyarakat Cintai Produk Lokal

Oleh Ali Topan DS
 
Cintailah produk-produk Indonesia” salah satu slogan yang diusung PT Maspion Grup guna menarik simpati masyarakat agar menggunakan dan mencintai produk Indonesia. Pesan ia disampaikan adalah bagaimana meningkatkan kualitas dan hasil produksi dalam negeri. Sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak menggunakan produk Indonesia.

Globalisasi yang menjadi agenda Barat telah membutakan masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga budaya. Perlahan, globalisasi telah mengikis rasa cinta tanah air dan produk-produk tanah air. Globalisasi menawarkan budaya pop yang jelas menguntungkan Barat. Sebagai contoh, produk pakaian pabrikan Indonesia harus bertarung melawan produk luar yang dipandang memiliki nilai previlage. Alhasil, mereka yang mengenakan pakaian made in negeri orang, merasa bangga. Hal ini menjadi sebuah hal yang ironi, jika masyarakat “kecanduan” oleh produk luar. 

Melalui Pameran Produk Indonesia (PPI) yang di gelar pada (26/9/2013), Wakil Menteri Perindustrian, Alex Retraubun mengajak masyarakat agar fanatik kepada produk dalam negeri. Fanatik dalam arti mencintai produk asli Indonesia. Menurutnya, jika masyarakat tidak mencintai produk Indonesia maka akan menjadi masyarakat bodoh. Ia menyontohkan dengan koleksi batik yang ia punya, hal itu ia anggap sebagai bentuk fanatik terhadap produk Indonesia. Pada kesempatan yang sama, Sekjend Kementerian Perindustrian mengingatkan masyarakat agar menjadi masyarakat yang “menjual” bukan masyarakat yang menjadi sasaran pasar. Sementara menurut Ade Sudrajat (Kepala Badan Pengurus Nasional Asosiasi Pertekstilan Indonesia), penggunaan produk dalam negeri adalah upaya mempertahankan  menyediakan lapangan pekerjaan di industri tekstil.

Upaya mengingatkan masyarakat agar menggunakan produk dalam negeri dirasa sangat tepat. Mengingat, Asean Economic Community (AEC) 2015 didepan mata. Hal ini memaksa masyarakat untuk memposisikan produk dalam negeri sebagai pemegang kendali. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak memang menjadi sasaran empuk bagi pasar. Pada tahun 2015, negara kita juga dihadapkan dengan ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area). Menurut pengamat, Indonesia diprediksi akan kebanjiran Produk China. Meski demikian, banyak pengamat yang juga menaruh harapan positif tentang keadaan perekonomian nasional menyambut ACFTA dan AEC 2015. Tentu saja hal itu dapat terwujud dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan alam.

Melalui pembacaan di atas, dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini, masyarakat Indonesia belum mencintai pruduk dalam negeri; Pemerintah, melalui Menperin terus mendorong produk-produk dalan negeri agar mampu bersaing dengan luar; hal yang di tawarkan Menperin menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015 adalah masyarakat didorong untuk menggunakan produk dalam negeri.

Pengejawantahan terwujudnya masyarakat pecinta produk dalam negeri, maka Pemerintah, pengusaha dan masyarakat perlu kesadaran kolektif untuk menggunakan produk dalam negeri; Pemerintah, pengusaha dan masyarakat harus terus mendorong terciptanya  SDM berkualitas; Pemerintah dan pengusaha harus memperbaiki kualitas industri dalam negeri agar masyarakat tidak ada alasan untuk tidak menggunakan produk dalam negeri; Pemerintah dan pengusaha harus menjadikan produk dalam negeri menguasai pasar. Hal ini dapat tercapai jika pemerintah membatasi impor yang saat ini dirasa berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar