Senin, 29 April 2013

Lenyapkan Isu Lapindo, ARB Angkat Isu Sepak Bola



Oleh Ali Topan DS

Tahun 2013 ini di gadang-gadang sebagai tahun politik. Para tokoh, elit parpol yang akan meramaikan pesta demokrasi, pemilihan presiden, sudah bersiap mencari simpati publik. Turun langsung kepada rakyat dengan memberi bantuan, mendengarkan keluhan rakyat, pasang iklan di media, adalah sebagian contoh yang dilakukan untuk mengdongkrak elektabilitas. Disamping mereka (kandidat presiden) juga melakukan lobi-lobi dengan negara adidaya dan tetangga sebagai bentuk restu dan investasi saat terpilih. Pada saat bersamaan, lawan politik saling sikut demi jatuhnya pamor salah satu dari banyak calon. Sehingga ia dapat melenggang mulus menuju kursi RI-1.

Abu Rizal Bakri, calon presiden yang diusung dari partai Golkar merasa banyak ganjalan saat sudah disepakati pencalonan tunggalnya dari partai berlambang pohon Beringin itu. Mulai dari penyataan Akbar Tanjung soal pencalonan presiden ARB yang belum final serta isu lawan politiknya di golkar, Yusuf Kalla, yang juga dianggap kandidat kuat calon RI-1.

Selain itu internal partai, ARB juga dihantam isu lumpur Lapindo. Kita tahu, bahwa Lapindo merupakan masalah ARB dalam pencalonannya sebagai capres. Ganti rugi untuk korban Lapindo tak kunjung dilunasi. Selain itu, utang Bakri Life kepada nasabah. Serta yang paling penting, bahwa siapapun yang akan menjadi orang nomor satu di negeri ini haruslah wong Jowo (orang Jawa). Meski ini hanya mitos, tetapi faktanya selalu tercatat dalam sejarah Indonesia.

Tak gegabah dengan isu-isu internal partai; Lapindo dan mitos presiden Jawa, ARB terus melakukan konsolidasi politik. Termasuk mencari siapa pendamping yang nanti akan berpasangan dengannya di pilpres 2014. Ia sempat diisukan meminang Jokowi, Gubernur DKI Jakarta sebagai cawapresnya. Meski hal itu hanya wacana belaka, tetapi isu tersebut dapat dijadikan landasan bahwa ARB sedang mencari pasangan serasi dan sejalan di pertarungan pilpres nanti.

Selain itu, ia menggunakan dua stasiun televisi yang ia punyai untuk melakukan pencitraan. Dengan kedua stasiun televisinya, ia memanjakan rakyat dengan tontonan sepak bola. Apalagi selain menyiarkan tayangan Liga Super Indonesia, kedua stasiun televisi tersebut juga akan menayangkan kejuaraan tertinggi sepak bola dunia, Piala Dunia 2014 di Brazil. Ya, tentu saja sepak bola merupakan cabang olahraga yang paling digemari masyarakat Indonesia.

ARB sangat yakin bahwa penayangan sepak bola melalui dua stasiun televisinya dapat menarik hati rakyat dan menjadi kantong suara pilpres nanti. Ia menyatakan, bahwa banyak sekali masyarakat yang mengucapkan terima kasih kepadanya karena menayangkan siaran sepak bola. Bahkan menurutnya, orang yang mengucap terima kasih saat penayangan sepak bola jauh lebih banyak dari pada orang yang berterimah kasih saat ia menyampaikan bantuan korban lumpur Lapindo. Meski untung yang diambil dari penayangan itu hanya sedikit.
 
Setidaknya ARB telah melakukan hitung-hitungan politis. Ia rela kehilangan massa karena kekesalan terkait lumpor Lapindo. Tetapi disisi lain, ia memanjakan rakyat dengan tontonan sebak bola yang diharapkan menarik simpati. Cara dan strategi ini mungkin sebagaian kecil yang diperlihatkan ARB dan tim pemenangannya. Tentu saja masih banyak lagi hal-hal yang ia lakukan untuk peningkatan elektabilitas sebagai modal pilpres 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar