Oleh: Ali Topan DS
@SBYudhoyono, ya,
demikianlah akun twitter milik presiden Susilo Bambang Yudhoyono, orang nomor
wahid di Indonesia. Hanya dalam hitungan jam, followersnya meningkat pesat,
maklum saja, karena statusnya sebagai presiden. Meski begitu, followers SBY
belum melampaui banyaknya followers penyanyi energik, Agnes Monica.
Melalui twitternya tersebut,
SBY berharap agar dapat berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat
Indonesia. SBY dapat membaca keluh kesah yang mencekik rakyat melalui twitter. Apapun
cara yang ditempuh SBY guna mendekatkan diri dengan rakyatnya melalui twitter
harus diapresiasi. Meski ukuran keberhasilannya belum dapat dilihat.
Berdasarkan pengalaman, pada
tahun 2005, SBY membuka layanan sms di nomor tertentu untuk pengaduan. Tetapi hal
tersebut tidak selamanya membuahkan hasil, karena keterbatasan SBY dalam
membalas SMS. Harian Media Indonesia mencatat ada sekitar 3,4 juta orang yang
mengirim keluhannya via sms. Namun, hal tersebut dinilai kurang efektif. Karena
tidak ada aksi nyata SBY dalam menyelesaikan persoalan yang disampaikan melalui
sms. Entah persoalan keterbatasan, atau memang SBY membaca sms tersebut
beberapa saja.
Lalu, apa komentar para
pengamat politik melihat twitter SBY ini. Cukup beragam, dari mulai komentar
mendukung, sampai mengecam. Sebagian yang mendukung langkah SBY membuat twitter
karena twitter sedang ngetren, dan
banyak pengikutnya. Maka SBY bisa melihat dan membaca langsung apa yang terjadi
dikalangan khalayak ramai. Sehingga SBY mengetahui berita terbaru yang kerap
muncul melalui twitter.
Sebagian lagi menilai,
twitter hanyalah alat pencitraan SBY. Lawan politik atau orang yang terlanjur “sakit
hati” pada SBY melihat upaya pencitraan SBY melalui twitter adalah langkah yang
tidak berguna. Apapun komentar SBY di twitter jika tidak dibarengi dengan
langkah real akan sia-sia saja. Rakyat
sama sekali tidak menunggu status twitter SBY dan curahan hatinya, tetapi
menunggu SBY benar-benar datang dan menyelesaikan persoalan.
Spekulasi lainnya juga
muncul, karena Anas Urbaningrum selalu aktif di twitternya, maka SBY mbuntuti juga melalui twitter. Sebagaimana
diketahui, selama ini Anas “buka-bukaan” bahwa ia kerap kali diikuti oleh orang
tak dikenal. Mereka (orang tak dikenal) tersebut melihat gerak-gerik Anas. Pada
saat bersamaan, SBY menyampaian wawancaranya di salah satu surat kabar, bahwa
ia selalu mengetahui gerak dan apa yang dilakukan Anas.
Demikian pula yang
disampaikan dengan tegas oleh Ketua Umum PDIP, Megawati. Saat pidato di Jawa
Tengah dalam rangka persiapan pemilihan gubernur Jawa Tengah, minggu kemaren,
ia dengan lantang bahwa orang nomor satu, presiden SBY, mengutus intel untuk
memantau pidato Megawati saat ini juga. Sehingga SBY dapat dengan cermat
membaca gerakan lawan politiknya.
Terlepas dari berbagai sudut
pandang penilaian orang terhadap twitter SBY, penulis ingin melihat secara
jernih. Memang, twitter SBY, bisa jadi alat pencitraan pasca merosotnya
elektabilitas Partai Demokrat. SBY sebagai Ketua Umum dan juga Presiden,
memiliki posisi centre untuk
menggunakan “alat vital” (dalam hal ini, perangkat media jejaring sosial) demi
naiknya citra SBY dan kroni-kroninya, pemerintah (Kabinet bersatu II) dan
Partai Demokrat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar