Rabu, 17 April 2013

SBY, Twitter dan Pencitraan



Oleh: Ali Topan DS

@SBYudhoyono, ya, demikianlah akun twitter milik presiden Susilo Bambang Yudhoyono, orang nomor wahid di Indonesia. Hanya dalam hitungan jam, followersnya meningkat pesat, maklum saja, karena statusnya sebagai presiden. Meski begitu, followers SBY belum melampaui banyaknya followers penyanyi energik, Agnes Monica.

Melalui twitternya tersebut, SBY berharap agar dapat berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat Indonesia. SBY dapat membaca keluh kesah yang mencekik rakyat melalui twitter. Apapun cara yang ditempuh SBY guna mendekatkan diri dengan rakyatnya melalui twitter harus diapresiasi. Meski ukuran keberhasilannya belum dapat dilihat.

Berdasarkan pengalaman, pada tahun 2005, SBY membuka layanan sms di nomor tertentu untuk pengaduan. Tetapi hal tersebut tidak selamanya membuahkan hasil, karena keterbatasan SBY dalam membalas SMS. Harian Media Indonesia mencatat ada sekitar 3,4 juta orang yang mengirim keluhannya via sms. Namun, hal tersebut dinilai kurang efektif. Karena tidak ada aksi nyata SBY dalam menyelesaikan persoalan yang disampaikan melalui sms. Entah persoalan keterbatasan, atau memang SBY membaca sms tersebut beberapa saja.

Lalu, apa komentar para pengamat politik melihat twitter SBY ini. Cukup beragam, dari mulai komentar mendukung, sampai mengecam. Sebagian yang mendukung langkah SBY membuat twitter karena twitter sedang ngetren, dan banyak pengikutnya. Maka SBY bisa melihat dan membaca langsung apa yang terjadi dikalangan khalayak ramai. Sehingga SBY mengetahui berita terbaru yang kerap muncul melalui twitter.

Sebagian lagi menilai, twitter hanyalah alat pencitraan SBY. Lawan politik atau orang yang terlanjur “sakit hati” pada SBY melihat upaya pencitraan SBY melalui twitter adalah langkah yang tidak berguna. Apapun komentar SBY di twitter jika tidak dibarengi dengan langkah real akan sia-sia saja. Rakyat sama sekali tidak menunggu status twitter SBY dan curahan hatinya, tetapi menunggu SBY benar-benar datang dan menyelesaikan persoalan.

Spekulasi lainnya juga muncul, karena Anas Urbaningrum selalu aktif di twitternya, maka SBY mbuntuti juga melalui twitter. Sebagaimana diketahui, selama ini Anas “buka-bukaan” bahwa ia kerap kali diikuti oleh orang tak dikenal. Mereka (orang tak dikenal) tersebut melihat gerak-gerik Anas. Pada saat bersamaan, SBY menyampaian wawancaranya di salah satu surat kabar, bahwa ia selalu mengetahui gerak dan apa yang dilakukan Anas.

Demikian pula yang disampaikan dengan tegas oleh Ketua Umum PDIP, Megawati. Saat pidato di Jawa Tengah dalam rangka persiapan pemilihan gubernur Jawa Tengah, minggu kemaren, ia dengan lantang bahwa orang nomor satu, presiden SBY, mengutus intel untuk memantau pidato Megawati saat ini juga. Sehingga SBY dapat dengan cermat membaca gerakan lawan politiknya.

Terlepas dari berbagai sudut pandang penilaian orang terhadap twitter SBY, penulis ingin melihat secara jernih. Memang, twitter SBY, bisa jadi alat pencitraan pasca merosotnya elektabilitas Partai Demokrat. SBY sebagai Ketua Umum dan juga Presiden, memiliki posisi centre untuk menggunakan “alat vital” (dalam hal ini, perangkat media jejaring sosial) demi naiknya citra SBY dan kroni-kroninya, pemerintah (Kabinet bersatu II) dan Partai Demokrat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar