Rabu, 17 April 2013

Upaya Menekan Angka Golput


Oleh: Ali Topan DS

Meski pemilihan calon legislatif masih satu tahun lagi, namun geliat politik sudah begitu gencar terasa. Masing-masing partai telah melancarkan manuver pada partai lain. Bahkan, tak puas menyebut nama partainya, nama orang tertentu menjadi sasaran lawan masing-masing. Masa verifikasi calon anggota legislatif memang belum usai. Masing-masing parpol telah menyusun strategi untuk menetapkan Daftar Caleg Sementara (DCS) dengan berbagai kriteria dan nilai positif. Semua itu mereka lakukan agar suara partai dapat terdongkrak dari caleg yang telah mereka (parpol) saring dengan ketat.

Upaya parpol untuk menghadirkan anggota legislatif yang “bersih” dari berbagai kasus hukum mutlak dibutuhkan. Hal ini seiring banyaknya anggota legislatif dari partai tertentu yang terjerat kasus hukum, baik ditingkatan daerah maupun pusat. Masyarakat semakin tidak percaya dengan wakil rakyat yang dahulu pernah ia pilih dan didukung.

Persoalan ketidakpercayaan inilah yang kemudian membuat masyarakat semakin acuh tak acuh dengan proses pemilihan yang demokratis. Tidak salah jika masyarakat lebih memilih golput alias tidak memilih. Pilihan golput bukan tanpa alasan. Selama ini, berbagai macam rapat yang dilaksanakan oleh anggota dewan toh tak membuat harga sembao turun; kinerja anggota dewan yang kebanyakan mementingkan kelompoknya; serta kasus yang menjerat anggota dewan adalah benar-benar memakan uang rakyat, uang yang dibayar dari pajak rakyat.

Maka, tidak ada pilihan lain, partai politik harus mengajarkan proses demokrasi yang baik. Partai harus menempatkan figur caleg yang mempunyai kompetensi dan integritas kepada masyarakat. Parpol tidak cukup hanya menepatkan caleg yang populer saja, jika hal itu tidak dibarengi dengan kapasitas yang ia miliki. Meningkatnya jumlah golput setidaknya meyadarkan pada para elit parpol bahwa mereka (parpol) harus menghadirkan wakil rakyat yang merakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar