Rabu, 28 November 2012

Jokowi: Hiburan Baru Warga Jakarta


Pada tanggal 15 Oktober 2012 lalu, pasangan gubernur dan wakil gubernur Jakarta terpilih, Joko Widodo dan Basuki resmi dilantik. Pasangan yang terkenal dengan kemeja kotak-kotak ini, menjadi harapan baru bagi warga Jakarta untuk mampu menyelesaikan permasalahan Jakarta yang maharumit. Keduanya, baik Jokowi dan Ahok dianggap punya rapot bagus saat masih menjadi kepala daerah di Solo dan Belitung.

Pasca pelantikan, Jokowi langsung mulai “action” dengan melakukan sidak dibeberapa kantor pemerintahan ditingkat desa dan kecamatan. Tak pelak, kunjungan Jokowi tersebut membuat kaget beberapa pegawai terkait. Sidak tersebut dilakukan Jokowi guna memantau pelayanan public yang diberikan oleh pegawai. Ia menemukan banyak hal yang dirasa perlu pembenahan. Selain itu, Jokowi juga menyambangi komplek rusunawa di kawasan Jakarta Utara. Menurutnya, rumah susun sederhada ini perlu pembenahan, dari mulai pengecatan, air dan lain sebagainya.

Beberapa pekan terakhir, warga Jakarta dihantui banjir karena musim hujan. Hujan deras yang terjadi kerap kali meluapkan sungai-sungai di Jakarta. Banjir pun terjadi dimana-mana. Melihat hal ini, Jokowi langsung terjun ke lokasi musibah banjir. Kedatangannya disamput dengan penuh antusias warga korban banjir. Meski kehadiran Jokowi tidak akan membuat musibah banjir itu hilang, tetapi kehadirannya cukup menghibur warga yang dirundung sedih akibat banjir. Tidak sedikit warga yang meminta foto, tanda tangan atau bahkan memeluk dan mencium Jokowi.

Gaya turun langsung kepada warganya, atau yang sering dibilang blusukan, membuat warga semakin mencintai sang pemimpin, Jokowi. Ia tidak gensi untuk bertemu warga yang bermacam-macam rupa di Jakarta. Ia mau mendengarkan dengan telinganya sendiri apa yang diinginkan warga. Karekter inilah yang harus diakui, bahwa Jokowi semakin disanyangi warganya.

Tentu saja kita masih ingat saat ratusan sopir angkutan umum mogok kerja dan melakukan demo di depan kantor gubernur. Ditengah kesibukan Jokowi yang sedang memimpin rapat dengan kepala desa/lurah dan Kecamatan, ia sempatkan diri menemui para demonstran. Cukup mengagetkan apa yang dilakukan demonstran saat Jokowi berdiri dan berbicara dengan mereka. “Hidup pak Jokowi, hidup pak Jokowi,” demikian teriak mereka. Aksi demo seakan menjadi aksi remukan/dialog, bukan adu kekuatan otot.

Warga Jakarta menjadi saksi bahwa Jokowi menjadi bagian dari pemimpin yang menghibur. Pemimpin yang disegani, bukan ditakuti. Setiap kali Jokowi hadir ditengah warganya, ia ibarat bintang atau artis idola. Ia menghibur warganya dalam kepenatan dan hiruk pikuk Jakarta. Dalam konsep filosofi pemimpin Jawa, Jokowi memiliki sifat Brata Candra, yang berarti Rembulan. Ia memiliki sifat enak dipandang, seperti gambaran kehidupan yang romantis. Aplikasi dalam kepemimpinan adalah, mendekati warganya dengan penuh kasih sayang, perhatian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar