Oleh Ali Topan DS
“Tidak
ada musuh dan kawan yang abadi dalam politik”, adagium tersebut mungkin sering terdengar
dalam dunia politik. Dalam dunia politik sang lawan bisa saja menjadi kawan. Hal
tersebut kerap didasari pada misi dan visi yang sejalan antar kedua pihak
terkait.
Partai
NasDem mengadakan acara buka bersama di kantor DPP NasDem dengan yayasan
pengasuh anak yatim pada 10/07,. Turut hadir beberapa politisi nasional serta
tokoh-tokoh partai Golkar. Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie serta mantan
Ketua Umum Jusuf Kalla serta Idrus Marham pun turut hadir. Politisi Golkar yang
sekarang aktif di NasDem, Fery Mursyidan Baldan juga tidak ketinggalan. Pertemuan
antara Surya Paloh yang sekarang menjadi Ketua Umum Partai NasDem dan Ical yang
menahkodai Partai Golkar tentu sarat emosi. Sebagaimana sejarah Golkar mencatat
bahwa Ical dan Surya pernah bersitegang saat keduanya menjadi pengurus di
Golkar.
Selain
berkiprah di dunia politik, Surya dan Ical juga menjadi pengusaha dan pemilik
sebuah media massa nasional. Meski demikian, keduanya sepakat untuk tidak
menjadikan media sebagai kendaraan politik menjelang Pemilu 2014. Menurut Ical,
media massa adalah tempat untuk mencerdaskan bangsa tidak merupakan alat
politik. Surya menambahkan bahwa media massa haruslah independen.
Para
pengamat melihat adanya indikasi koalisi antara Surya dan Ical. Saat disinggung
perihal koalisi antara mereka, mereka tidak menafikkan hal tersebut. bahkan
Golkar sendiri, akan terbuka dan menjalin komunikasi dengan partai politik
lainnya. Meski Golkar yakin lolos presidential
threshold, akan tetapi Golkar akan tetap berkoalisi dengan partai lainnya
untuk menambah kekuatan Pilpres.
Sebagai
partai politik baru, NasDem diyakini akan lolos presidential threshold karena ia didukung dengan pengalaman elit
partainya yang pernah malang melintang di kancah politik Indonesia. Selain itu,
NasDem juga didukung dengan media. Hal tersebut yang menjadi daya tarik Golkar
untuk mengajak berkoalisi. Wasekjend Partai Golkar Nurul Arifin menegaskan buka
bersama yang mempertemukan Ical-Surya memang dalam rangka menyambung
silaturahmi, namun tidak menutup kemungkinan bahwa keduanya akan menjadi mitra
di pemilu nanti.
Sementara
itu, Surya Paloh menolak bahwa pertemuan buka bersama dengan Ical dikaitkan
dengan koalisi yang mungkin akan mereka bangun. Apalagi jika NasDem dianggap
akan membantu Golkar dalam pencapresan Ical. Namun Surya tidak memungkiri bahwa
ia dan Ical adalah sahabat lama, dan akan membantu Ical jika memiliki
kesanggupan.
Semakin
dekatnya Pemilu 2014 tentu membuat partai politik sibuk. Terlebih para capres
yang diusung partai politik. Perbincangan seputar koalisi capres-cawapres antar
tokoh parpol sering mengemuka. Ical sendiri kerap digosipkan akan menggandeng
Jokowi sebagai cawapresnya. Namun hal tersebut dibantah Jokowi. Beberapa pengamat
politk menyarankan agar Ical menggandeng cawapres berlatar belakang Militer,
karena hal tersebut akan dianggap saling melengkapi posisi Ical sebagai
politisi dan pengusaha. Golkar sendiri mencari pasangan Ical yang memiliki
elektabilitas yang tinggi. Memang, selama ini elektabilitas Ical yang masih di
bawah Jokowi dan Prabowo.
Sebuah
keniscayaan bagi Ical untuk mencari pasangan yang sepadan atau lebih tinggi
tingkat elektabilitasnya. Surya Paloh sendiri sangat mungkin untuk menjadi
pendamping Ical, tetapi mungkin saja ia akan gengsi untuk bersanding dengan mantan lawan politiknya di Golkar
dulu. Ical juga perlu mempertimbangkan jika ia berpasangan dengan Surya,
mengingat ia sama-sama berasal dari Sumatera. Sehingga lumbung suara tidak akan
merata didaerah lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar