Kamis, 11 Juli 2013

Golkar Koalisi dengan NasDem, Akankah?


Oleh Ali Topan DS

“Tidak ada musuh dan kawan yang abadi dalam politik”, adagium tersebut mungkin sering terdengar dalam dunia politik. Dalam dunia politik sang lawan bisa saja menjadi kawan. Hal tersebut kerap didasari pada misi dan visi yang sejalan antar kedua pihak terkait.

Partai NasDem mengadakan acara buka bersama di kantor DPP NasDem dengan yayasan pengasuh anak yatim pada 10/07,. Turut hadir beberapa politisi nasional serta tokoh-tokoh partai Golkar. Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie serta mantan Ketua Umum Jusuf Kalla serta Idrus Marham pun turut hadir. Politisi Golkar yang sekarang aktif di NasDem, Fery Mursyidan Baldan juga tidak ketinggalan. Pertemuan antara Surya Paloh yang sekarang menjadi Ketua Umum Partai NasDem dan Ical yang menahkodai Partai Golkar tentu sarat emosi. Sebagaimana sejarah Golkar mencatat bahwa Ical dan Surya pernah bersitegang saat keduanya menjadi pengurus di Golkar.

Selain berkiprah di dunia politik, Surya dan Ical juga menjadi pengusaha dan pemilik sebuah media massa nasional. Meski demikian, keduanya sepakat untuk tidak menjadikan media sebagai kendaraan politik menjelang Pemilu 2014. Menurut Ical, media massa adalah tempat untuk mencerdaskan bangsa tidak merupakan alat politik. Surya menambahkan bahwa media massa haruslah independen.

Para pengamat melihat adanya indikasi koalisi antara Surya dan Ical. Saat disinggung perihal koalisi antara mereka, mereka tidak menafikkan hal tersebut. bahkan Golkar sendiri, akan terbuka dan menjalin komunikasi dengan partai politik lainnya. Meski Golkar yakin lolos presidential threshold, akan tetapi Golkar akan tetap berkoalisi dengan partai lainnya untuk menambah kekuatan Pilpres.

Sebagai partai politik baru, NasDem diyakini akan lolos presidential threshold karena ia didukung dengan pengalaman elit partainya yang pernah malang melintang di kancah politik Indonesia. Selain itu, NasDem juga didukung dengan media. Hal tersebut yang menjadi daya tarik Golkar untuk mengajak berkoalisi. Wasekjend Partai Golkar Nurul Arifin menegaskan buka bersama yang mempertemukan Ical-Surya memang dalam rangka menyambung silaturahmi, namun tidak menutup kemungkinan bahwa keduanya akan menjadi mitra di pemilu nanti.

Sementara itu, Surya Paloh menolak bahwa pertemuan buka bersama dengan Ical dikaitkan dengan koalisi yang mungkin akan mereka bangun. Apalagi jika NasDem dianggap akan membantu Golkar dalam pencapresan Ical. Namun Surya tidak memungkiri bahwa ia dan Ical adalah sahabat lama, dan akan membantu Ical jika memiliki kesanggupan.

Semakin dekatnya Pemilu 2014 tentu membuat partai politik sibuk. Terlebih para capres yang diusung partai politik. Perbincangan seputar koalisi capres-cawapres antar tokoh parpol sering mengemuka. Ical sendiri kerap digosipkan akan menggandeng Jokowi sebagai cawapresnya. Namun hal tersebut dibantah Jokowi. Beberapa pengamat politk menyarankan agar Ical menggandeng cawapres berlatar belakang Militer, karena hal tersebut akan dianggap saling melengkapi posisi Ical sebagai politisi dan pengusaha. Golkar sendiri mencari pasangan Ical yang memiliki elektabilitas yang tinggi. Memang, selama ini elektabilitas Ical yang masih di bawah Jokowi dan Prabowo.

Sebuah keniscayaan bagi Ical untuk mencari pasangan yang sepadan atau lebih tinggi tingkat elektabilitasnya. Surya Paloh sendiri sangat mungkin untuk menjadi pendamping Ical, tetapi mungkin saja ia akan gengsi untuk bersanding dengan mantan lawan politiknya di Golkar dulu. Ical juga perlu mempertimbangkan jika ia berpasangan dengan Surya, mengingat ia sama-sama berasal dari Sumatera. Sehingga lumbung suara tidak akan merata didaerah lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar