Senin, 17 Juni 2013

Aburizal Bakrie Dongkrak Elektabilitas



Oleh: Ali Topan DS

Tahun 2013 saat ini, orang sudah terlanjur menyebutnya sebagai “tahun politik”. Tentu saja tidak salah, karena bagaimanapun tahun 2013 adalah momen paling krusial bagi siapa saja yang bernit turut serta pada pemilihan anggota legislatif dan presiden. Dari beberapa hasil survei, beberapa nama telah mengisi kolom-kolom kandidat calon presiden. Mesin partai bekerja semaksimal mungkin untuk merebut hati masyarakat yang sudah mulai menutup mata terhadap politik.

Pada saat partai disibukkan untuk mendongkrak tingkat keterpilihan caleg dan capresnya, beberapa partai harus menghadapi kondisi yang tidak diharapkan. Sebut saja skandal korupsi proyek pusat olahraga Hambalang yang menimpa banyak kader dari partai Demokrat, suap impor sapi yang menjadi “musibah” Partai Keadilan Sejahtera, korupsi pengadaan laboratorium yang turut menyandra Partai Golkar serta sederet kasus lain yang dapat memperburuk citra partai di mata publik.

Bersama seiring seirama, partai politik dan capres yang diusung mulai melakukan pendekatan dengan ke-khasan masing-masing capresnya. Aburizal Bakrie adalah calon presiden yang diusung oleh partai Golkar. Pria yang akrab disebut ARB, terlihat “ngotot” untuk meningkatkan elektabilitasnya dalam bursa capres 2014. Hal ini sangat mudah terbaca dari beberapa iklan yang tayang di media cetak dan elektronik. Bahkan sebuah lembaga survei merilis bahwa ARB adalah satu-satunya capres yang paling banyak beriklan di televisi.

Hasil survei di beberapa lembaga survei mayoritas menepatkan ARB diurutan ketiga dan keempat. Hal ini memaksanya untuk lebih memaksimalkan mesin partainya, Golkar. Golkar memang sudah melakukan strategi untuk meningkatkan elektabilitas ARB. Salah satu langkah real yang dilakukan partai berlambang pohon Beringin tersebut adalah melakukan pendekatan masyarakat desa, komunitas-komunitas tertentu dan elemen kelompok strategis lainnya. Namun demikian, Golkar harus bekerja untuk memperkenalkan sosok ARB itu sendiri. Jika Golkar menepati urutan teratas, hal tersebut tidak bisa menjadi jaminan bahwa ARB juga berada diurutan atas.

Dari pemetaan tim pemenangan Golkar di 77 daerah pemilihan, nama ARB berada diurutan ketiga dibawah Jokowi dan Prabowo. Nama ARB berada diurutan pertama hanya di daerah pemilihan wilayah Bogor. Dengan demikian, dalam beberapa waktu kedepan Golkar harus tetap ngebut guna mendongkrak nama ARB.

Secara pribadi, ARB juga harus bersih-bersih dengan kasus yang sedang melilit partai Golkar serta dirinya. Peringatan tujuh tahun lumpur lapindo yang jatuh pada 29 Mei 2013 harus menjadi perhatian utama untuk membersihkan “noda-noda” yang melekat. ARB perlu melakukan komunikasi politik dua arah. Selain ia getol berkampanye melalui media, ia harus “menenangkan” masyarakat Sidoarjo yang menjadi korban lumpur Lapindo serta memenuhi kebutuhan para korban lumpur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar