Oleh: Ali Thaufan
Dwi Saputra (Penulis adalah Alumni Pascasarjana UIN Jakarta)
Awal Maret 2017
menjadi pekan sibuk para pejabat tinggi negara. Pasalnya, Indonesia menyambut
tamu agung dari jazirah Arab, Raja Salman bin Abdul Aziz dan serta rombongan. Tidak
tanggung-tanggung, Sang Raja membawa sebanyak 1.500 orang dalam kunjungan ke Indonesia
kali ini. Sambutan luar biasa ditunjukkan masyarakat Indonesia untuk Raja
Salman.
Masyarakat
Indonesia menyaksikan betapa mewahnya jamuan pemerintah Indonesia menyambut
Raja yang dianggap penjaga dua Kota Suci umat Islam, Makkah dan Madinah. Demikian
halnya dengan Sang Raja yang membawa berbagai perlengkapan kunjungan di
Indonesia seperti: eskalator pribadi, mobil anti peluru hingga pesawat.
Sebagian pihak mungkin beranggapan bahwa perlengkapan Raja di luar batas normal
kunjungan kepala negara ke negara sahabat.
Dalam kunjungan
bersejarah ini pemerintah Indonesia menyepakati beberapa kerja sama dengan pemerintah
Saudi. Beberapa kerja sama yang ditandatangani meliputi berbagai bidang seperti
kesehatan, pendidikan, keamanan, dan perang bersama melawan terorisme. Beberapa
pihak memang meragukan kerja sama tersebut dapat membuahkan hasil karena Saudi
dikenal sering melanggar komitmen kerja sama yang dilakukan. Hal ini juga mudah
dilihat dari janji santunan korban jamaah haji akibat jatuhnya crane saat renovasi masjid Haram
beberapa tahun silam. Ada keluarga korban mengaku belum mendapat ganti rugi.
Berbagai progam
yang disepakati antara pemerintah Indonesia dan Saudi menjadi babak baru
hubungan bilateral kedua negara. Publik tentu berharap hubungan kerja sama ini
menguntungkan kedua belah pihak.
Kunjungan Raja
Salman yang fenomenal ini melahirkan segudang cerita. Pada sebuah kesempatan,
pemerintah Indonesia mengajak Sang Raja bertemu dengan tokoh lintas agama. Sang
Raja dapat berkomunikasi secara langsung dengan para tokoh agama tentang
bagaimana masyarakat Indonesia yang berbeda-beda agama ini dapat hidup
berdampingan, saling menghargai, dan rukun. Pertemuan Raja Salman dengan tokoh
lintas agama paling tidak meruntuhkan persepsi Raja Saudi yang “Wahabi” dan
bersikap apriori dengan paham lain atau bahkan agama lain. Pertemuan Raja
Salman dengan tokoh lintas agama ini menunjukkan sikap moderat Sang Raja.
Selain melakukan
kunjungan kerja negara, Raja Salman juga berlibur di Indonesia. Destinasi
wisata yang dipilih adalah Pulau Dewata, Bali, sebuah pulau yang dianggp secuil
surga di Indonesia. Pulau yang notebene berpenduduk mayoritas non muslim itu
menjadi pilihan Raja. Pilihan Raja menunjukkan betapa Raja menghargai segala
perbedaan suku, budaya, agama di Indonesia. Antusiasme warga Bali cukup tinggi
dengan berupaya bisa bertemu dengan Raja dan rombongan. Selain itu warga Bali
pun berupaya membantu polisi dalam mengamankan liburan Raja. Para Pecalang dan
sejumlah tokoh adat bergabung dengan polisi untuk mengamankan liburan Raja
Salman.
Tidak
mengherankan mengapa Bali menjadi tujuan wisata Raja Salman. Bali dikenal
memiliki sangat banyak tujuan wisata. Hingga saat ini, Bali memang menjadi
magnet wisatawan dalam dan luar negeri. Pada tahun 2016 lalu, Dinas Pariwisata
Provinsi Bali mencatat sekitar dua juta wisatawan asing berkunjung ke Bali pada
triwulan pertama. Barangkali inilah alasan mengapa Sang Raja berlibur ke Bali.
Rencananya, Raja
Salman akan mengakhiri liburan di Bali pada Kamis (9/3). Tetapi, ia beserta
rombongan memastikan untuk memperpanjang waktu liburan hingga Minggu (12/3).
Selama berada di Bali, Raja Salman dan rombongan memilih Hotel mewah St. Regis di
kawasan Nusa Dua sebagai penginapan. Petugas kepolisian pun melakukan
pengamanan ekstra untuk melayani perpanjangan liburan Sang Raja.
Berbagai tempat
wisata antara lain Monkey Forest Ubud, Garuda Wisnu Kencana (GWK), dan Uluwatu dikunjungi
rombongan Sang Raja. Memang, pihak Raja tidak mempublikasikan destinasi wisata
mana saja yang akan dikunjungi. Raja dan rombongan begitu menikmati liburan
Bali. Keindahan pantai dibalut dengan tradisi yang kuat sangat memikat hati Raja
Salman. Sang Raja seperti membangun istananya di Surga Bali. Reporter Jawa Pos mencatat Sang Raja begitu
menikmati keindahan pantai Bali (10/3).
Perpanjangan
waktu liburan Raja Salman di Bali tentu memberi keuntungan tersendiri bagi
pariwisata Bali. Perpanjangan liburan Raja Salman di Bali seperti “promosi
gratis” tempat wisata Bali. Selain itu, keberadaan Raja Salman diberbagai
tempat wisata juga mendongkrak kualitas pariwisata. Keuntungan perpanjangan
liburan ini tentunya dirasakan pula oleh para pelaku usaha.
“Sihir” pesona
keindahan Bali telah memikat Raja Salman. Inilah yang harus menjadi
perhatian pemerintah ke depan. Alam
Indonesia masih menyimpan jutaan tempat yang sangat indah dan berpotensi
menjadi destinasi wisata. Pemerintah perlu terus mengembangkan daerah-daerah
baru yang dapat menarik wisatawan. Betapapun, keindahan alam dapat menjadi
sumber besar devisa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar