Jumat, 08 Mei 2015

Takdir Kesengsaraan TKI



Oleh: Ali Thaufan DS
 
Saya sangat berkeyakinan saat Anda mendengar berita hukuman mati bagi tenaga kerja Indonesia (TKI), anda akan merasa sedih, kesal dan mungkin juga marah. Betitu pula ketika Anda menyaksikan berita TKI yang mendapat siksa, aniaya serta kekerasa seksual. Ini sangat wajar mengingat TKI tersebut satu darah dengan Anda, darah Indonesia. Saya pernah merasa heran ketika suatu ketika televisi memberitakan kedatangan TKI dari berbagai negara, dan ada beberapa dari mereka yang mengendong anak bayi. Anak tersebut lahir dari hubungan antara si TKI dengan majikan. Inilah wajah “buram” soal potret TKI. Tulisan ini berangkat dari perhatian penulis atas beberapa “kesengsaraan” TKI, serta rencana pemerintah yang akan “stop” pengiriman TKI ke beberapa negara Timur Tengah.

Sulitnya lapangan pekerjaan di dalam negeri memaksa sebagian orang berpikir dan mengambil langkah menjadi TKI. Faktor ekonomi cukup mendominasi ketinginan warga Indonesia untuk menjadi pekerja di negeri orang. Meski mereka harus menjadi buruh. Tetapi jika penghasilan mereka dirupiahkan mungkin akan lebih banyak dari buruh dalam negeri. Lebih dari 70 persen TKI di luar negeri berprofesi sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Mereka berada di bawah kendali majikan.

Suka duka dialami para TKI. Mereka harus rela meninggalkan keluarga di kampung halaman demi rupiah. TKI yang umumnya didominasi kaum perempuan menghadapi tantangan berat di negeri seberang. Memang, menjelang keberangkatan masing-masing mendapat pendidikan intensif untuk mengasah bahasa dan bakat. Tetapi itu sangat singkat sehingga bakat menjadi pekerja dirasa masih minim. Bekal TKI yang paling real mungkin adalah nekad. Saat berada di negeri orang, beberapa TKI mendapatkan “kepuasan” atas pekerjaan yang digeluti. Rumah-rumah mereka di kampung halaman berubah menjadi “gedong” dan anak-anak mereka dapat bersekolah dengan nyaman dan tenang. Tetapi, ada pula TKI yang mendapat “kesengsaraan” karena mendapati boss yang mungkin tidak seperti yang inginkan. Alih-alih mendapat kebahagiaan, mereka harus menghadapi kerasnya hidup di negeri orang. 

Sebuah lembaga yang konsen memerhatikan TKI, Migrant Care ada tahun 2010 pernah merilis data TKI yang dianiaya sebanyak 1.097, dan TKI yang mengalami kekerasan seksual sebanyak 874. Migrant Care, yang dikutip Kompas.Com juga menyatakan bahwa pada tahun 2015, sebanyak 264 TKI sedang menghadapi hukuman mati. Angka di atas bukan sedikit. Bukan persoalan sepele. Negara ini dipertontonkan dengan luka yang dialami rakyatnya di luar negeri serta nyawa yang segera mereka hembuskan. 

Dalam beberapa kasus yang menimpa TKI, penulis mencermati bahwa hukuman mati yang sedang dihadapi TKI antara lain disebabkan adanya TKI yang diduga terlibat jaringan peredaran narkoba dan terlibat kasus pembunuhan. Kedua kasus ini merupakan kasus yang berat. Para TKI harus berhadapan dengan hukum tembak mati, gantung dan juga pancung. Sulit rasanya membebaskan TKI dari hukuman tersebut. 

Melihat kasus yang membelit para TKI, pemerintah seperti sedang menimbang untuk ambil tindakan. Pemerintah akan menghentikan pengiriman TKI ke beberapa negara seperti: negara-negaraTimur Tengah yaitu Aljazair, Arab Saudi, Bahrain, Irak, Iran, Kuwait, Lebanon, Libya, Maroko, Mauritania, Mesir, Oman, Pakistan, Palestina, Qatar, Sudan Selatan, Suriah, Tunisia, UEA, Yaman, dan Yordania. Rencana penyetopan pengiriman TKI mendapat apresiasi, terutama penyetopan ke negara Timteng yang saat ini sedang dirundung konflik multidimensi. Tetapi pemerintah juga perlu memikirkan lapangan kerja dalam negeri. Ini persoalan krusial yang menyulitkan. Menyediakan lapangan kerja saja tidak cukup. Tetapi bagaimana pemerintah memberi lapangan kerja dengan upah yang memuaskan. 

Anda mungkin teringat saat razia pengemis jalanan yang menolak dirazia. Mereka lebih memilih menjadi pengemis ketimbang diberikan pekerjaan menjadi tukang sapu dipinggir jalan oleh pemerintah. Ini artinya betapa sulitnya pemerintah kita menjamin lapangan pekerjaan yang lebih “mengenakkan” pagi para pengemis, terlebih TKI yang mungkin tingkat pendidikannya sudah lebih tinggi. Pemerintah dan para pengusaha dalam negeri perlu memikirkan rentetan peristiwa memilukan yang menimpa TKI. Peristiwa tersebut tidak bisa dilihat dari kacamata hukum saja, tetapi juga menyangkut keadilan sosial.

2 komentar:

  1. saya AHMAD SANI posisi sekarang di malaysia
    bekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
    setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
    sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
    sempat saya putus asah dan secara kebetulan
    saya buka FB ada seseorng berkomentar
    tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
    melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
    karna di malaysia ada pemasangan
    jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
    saya minta angka sama AKI NAWE
    angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
    terima kasih banyak AKI
    kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
    rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
    bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
    terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
    jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
    tak ada salahnya anda coba
    karna prediksi AKI tidak perna meleset
    saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan










    saya AHMAD SANI posisi sekarang di malaysia
    bekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
    setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
    sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
    sempat saya putus asah dan secara kebetulan
    saya buka FB ada seseorng berkomentar
    tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
    melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
    karna di malaysia ada pemasangan
    jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
    saya minta angka sama AKI NAWE
    angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
    terima kasih banyak AKI
    kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
    rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
    bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
    terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
    jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
    tak ada salahnya anda coba
    karna prediksi AKI tidak perna meleset
    saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan










    BalasHapus
  2. Saya ucapkan kepada allah karna atas kehendaknya melalui Dana Ghaib KYAI WARA saya sekarang sudah bisa bisa buka toko sendiri dan bahkan saya berencara ingin buka bengkel mobil dan itu semua berkat bantuan KYAI WARA saya tidak perna menyanka kalau saya sudah bisa sukses ini atas bantuan KYAI WARA yang telah bantu saya Dana Ghaib dan alhamdulillah itu semuaya terbukti bahkan beliau juga membantu saya minyak penarik kepada saya dan katanya minyak ini bisa digunakan untuk berbagai jenis keperluan dan baru kali ini saya temukan paranormal yang bisa dipercaya bagi teman teman yang ingin dibantu untuk dikasi nomor yang benar benar terbukti siapa tau ada teman mau di bantu dana ghaib dan kepengen ingin membeli minyak penarik silahkan hubungi KYAI WARA di 0852 1031 3985.

    BalasHapus