Oleh: Ali
Thaufan DS
Saya sangat
berkeyakinan saat Anda mendengar berita hukuman mati bagi tenaga kerja
Indonesia (TKI), anda akan merasa sedih, kesal dan mungkin juga marah. Betitu
pula ketika Anda menyaksikan berita TKI yang mendapat siksa, aniaya serta
kekerasa seksual. Ini sangat wajar mengingat TKI tersebut satu darah dengan
Anda, darah Indonesia. Saya pernah merasa heran ketika suatu ketika televisi
memberitakan kedatangan TKI dari berbagai negara, dan ada beberapa dari mereka yang
mengendong anak bayi. Anak tersebut lahir dari hubungan antara si TKI dengan
majikan. Inilah wajah “buram” soal potret TKI. Tulisan ini berangkat dari
perhatian penulis atas beberapa “kesengsaraan” TKI, serta rencana pemerintah
yang akan “stop” pengiriman TKI ke beberapa negara Timur Tengah.
Sulitnya
lapangan pekerjaan di dalam negeri memaksa sebagian orang berpikir dan
mengambil langkah menjadi TKI. Faktor ekonomi cukup mendominasi ketinginan
warga Indonesia untuk menjadi pekerja di negeri orang. Meski mereka harus
menjadi buruh. Tetapi jika penghasilan mereka dirupiahkan mungkin akan lebih
banyak dari buruh dalam negeri. Lebih dari 70 persen TKI di luar negeri
berprofesi sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Mereka berada di bawah kendali
majikan.
Suka duka
dialami para TKI. Mereka harus rela meninggalkan keluarga di kampung halaman
demi rupiah. TKI yang umumnya didominasi kaum perempuan menghadapi tantangan
berat di negeri seberang. Memang, menjelang keberangkatan masing-masing
mendapat pendidikan intensif untuk mengasah bahasa dan bakat. Tetapi itu sangat
singkat sehingga bakat menjadi pekerja dirasa masih minim. Bekal TKI yang
paling real mungkin adalah nekad. Saat berada di negeri orang, beberapa
TKI mendapatkan “kepuasan” atas pekerjaan yang digeluti. Rumah-rumah mereka di
kampung halaman berubah menjadi “gedong” dan anak-anak mereka dapat
bersekolah dengan nyaman dan tenang. Tetapi, ada pula TKI yang mendapat
“kesengsaraan” karena mendapati boss yang mungkin tidak seperti yang
inginkan. Alih-alih mendapat kebahagiaan, mereka harus menghadapi kerasnya
hidup di negeri orang.
Sebuah lembaga
yang konsen memerhatikan TKI, Migrant Care ada tahun 2010 pernah merilis data
TKI yang dianiaya sebanyak 1.097, dan TKI yang mengalami kekerasan seksual
sebanyak 874. Migrant Care, yang dikutip Kompas.Com juga menyatakan bahwa pada
tahun 2015, sebanyak 264 TKI sedang menghadapi hukuman mati. Angka di atas
bukan sedikit. Bukan persoalan sepele. Negara ini dipertontonkan dengan luka
yang dialami rakyatnya di luar negeri serta nyawa yang segera mereka hembuskan.
Dalam beberapa
kasus yang menimpa TKI, penulis mencermati bahwa hukuman mati yang sedang
dihadapi TKI antara lain disebabkan adanya TKI yang diduga terlibat jaringan
peredaran narkoba dan terlibat kasus pembunuhan. Kedua kasus ini merupakan
kasus yang berat. Para TKI harus berhadapan dengan hukum tembak mati, gantung
dan juga pancung. Sulit rasanya membebaskan TKI dari hukuman tersebut.
Melihat kasus
yang membelit para TKI, pemerintah seperti sedang menimbang untuk ambil
tindakan. Pemerintah akan menghentikan pengiriman TKI ke beberapa negara
seperti: negara-negaraTimur Tengah yaitu Aljazair, Arab Saudi, Bahrain, Irak,
Iran, Kuwait, Lebanon, Libya, Maroko, Mauritania, Mesir, Oman, Pakistan,
Palestina, Qatar, Sudan Selatan, Suriah, Tunisia, UEA, Yaman, dan Yordania. Rencana
penyetopan pengiriman TKI mendapat apresiasi, terutama penyetopan ke negara
Timteng yang saat ini sedang dirundung konflik multidimensi. Tetapi pemerintah
juga perlu memikirkan lapangan kerja dalam negeri. Ini persoalan krusial yang
menyulitkan. Menyediakan lapangan kerja saja tidak cukup. Tetapi bagaimana
pemerintah memberi lapangan kerja dengan upah yang memuaskan.
Anda mungkin
teringat saat razia pengemis jalanan yang menolak dirazia. Mereka lebih memilih
menjadi pengemis ketimbang diberikan pekerjaan menjadi tukang sapu dipinggir
jalan oleh pemerintah. Ini artinya betapa sulitnya pemerintah kita menjamin
lapangan pekerjaan yang lebih “mengenakkan” pagi para pengemis, terlebih TKI
yang mungkin tingkat pendidikannya sudah lebih tinggi. Pemerintah dan para
pengusaha dalam negeri perlu memikirkan rentetan peristiwa memilukan yang
menimpa TKI. Peristiwa tersebut tidak bisa dilihat dari kacamata hukum saja,
tetapi juga menyangkut keadilan sosial.
saya AHMAD SANI posisi sekarang di malaysia
BalasHapusbekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
sempat saya putus asah dan secara kebetulan
saya buka FB ada seseorng berkomentar
tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
karna di malaysia ada pemasangan
jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
saya minta angka sama AKI NAWE
angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
terima kasih banyak AKI
kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
tak ada salahnya anda coba
karna prediksi AKI tidak perna meleset
saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan
saya AHMAD SANI posisi sekarang di malaysia
bekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
sempat saya putus asah dan secara kebetulan
saya buka FB ada seseorng berkomentar
tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
karna di malaysia ada pemasangan
jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
saya minta angka sama AKI NAWE
angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
terima kasih banyak AKI
kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
tak ada salahnya anda coba
karna prediksi AKI tidak perna meleset
saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan
Saya ucapkan kepada allah karna atas kehendaknya melalui Dana Ghaib KYAI WARA saya sekarang sudah bisa bisa buka toko sendiri dan bahkan saya berencara ingin buka bengkel mobil dan itu semua berkat bantuan KYAI WARA saya tidak perna menyanka kalau saya sudah bisa sukses ini atas bantuan KYAI WARA yang telah bantu saya Dana Ghaib dan alhamdulillah itu semuaya terbukti bahkan beliau juga membantu saya minyak penarik kepada saya dan katanya minyak ini bisa digunakan untuk berbagai jenis keperluan dan baru kali ini saya temukan paranormal yang bisa dipercaya bagi teman teman yang ingin dibantu untuk dikasi nomor yang benar benar terbukti siapa tau ada teman mau di bantu dana ghaib dan kepengen ingin membeli minyak penarik silahkan hubungi KYAI WARA di 0852 1031 3985.
BalasHapus