Kamis, 13 Maret 2014

Trend Cemburu Kekinian

Oleh: Ali Thaufan DS

Dalam lirik lagu berjudul “cemburu” karya Dewa, mengisahkan keinginan orang untuk membunuh karena faktor cemburu. Cemburu itu menguras hati. Mungkin, salah satu hal yang menyakitkan bagi seseorang yang menjalin cinta. Karena cemburu, seseorang bisa melakukan tindakan abnormal. Seperti: memberikan ancaman bagi obyek yang membuat cemburu; pertikaian; atau bahkan pembunuhan. Ya, mungkin terdengar lucu, seram dan bahkan mustahil. Tetapi semua itu tidak bisa dikatakan mustahil karena fakta mencatat hal tersebut. Tulisan sederhana ini ingin menyoroti dua kejadian pembunuhan akibat cemburu yang dilakukan oleh seorang remaja. Seperti diketahui, belakangan ini media ramai membincang peristiwa membunuhan gadis bernama Ade Sara dan Mia Nuraeny yang menemui ajalnya ditangan mantan pacar.

Lebih dari sepekan lalu (tepatnya 5 Maret 2014) sesosok mayat perempuan di temukan di pinggir jalan tol oleh petugas derek. Setelah diidentifikasi, diketahui mayat gadis itu bernama Ade Sara Angelina Suroto. Mahasiswi perguruan tingga swasta di Jakarta tersebut berumur 19 tahun. polisi bertindak cepat dan akhirnya menemukan pembunuh gadis malang tersebut. Adalah Hafit dan Assyifa, dua sepasang kekasih yang telah membunuh Ade. Sepekan selanjutnya, Mia Nuraeny, gadis berumur 14 tahun menjadi korban pembunuhan oleh segerombolan orang pada 13 Maret 2014 di kawasan Cilandak. Hasil pemeriksaan terhadap pelaku, diketahui bahwa satu dari gerombolan yang menghabisi Mia adalah mantan pacarnya. Setelah periksaan, diketahui motif kedua pembunuhan di atas adalah karena cemburu. Barangkali, dua kasus di atas adalah sedikit dari kasus serupa yang terjadi.

Pembunuhan ini menyita perhatian pengamat, baik pengamat pendidikan, psikologi atau generasi muda. Prilaku Hafit dan Assyifa yang seolah tak bersalah menyiratkan pesan bahwa mereka mengidap penyakit psikopat. Sebagian lainnya menuding mereka berdua gila. Dari kaca mata kehidupan anak muda, prilaku pembunuhan atas motif cemburu ini seakan melengkapi kasus-kasus pembunuhan lainnya seperti: aksi tawuran, balap liar geng motor dan narkoba.

Kasus di atas merupakan tren cemburu model sekarang. Jika dalam roman-roman percintaan klasik, seseorang yang sedang cemburu kerap mengurung diri meratapi kesedihan, maka itu tidak berlaku di era sekarang. Seorang dengan ringan tangan tega membunuh orang lain karena faktor cemburu. Cemburu yang menjadi bumbu-bumbu percintaan kini menjadi hantu menakutkan yang dapat saja mencabut nyawa seseorang. Seharusnya hal yang berujung maut ini dapat dihindari jika masing-masing yang bersangkutan sadar diri.


Kejadian memilukan pembunuhan di atas menjadi warning bagi setiap orang tua agar terus memberikan pendidikan moral dengan baik pada anaknya. Orang tua harus mengawasi tindak-tanduk sang anak. Meski anak menginjak dewasa, pengawasan terhadapnya tetap sebagai kewajiban. Penyelenggara pendidikan juga perlu mencermati kasus ini. Hal-hal yang berkaitan dengan norma prilaku menjadi pelajaran penting di sekolah. Oleh sebab itu, menanaman nilai dan norma harus dilakukan secara mendalam. Bagi para remaja, kasus pembunuhan ini menjadi pelajaran berharga agar sedapat mungkin mengontrol emosi dan “darah muda” mereka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar