Rabu, 02 Maret 2011

Dinamika Pemikiran Islam


Konsep “pemikiran” dapat dipahami sebagai yang dimaksud dengan kalimat “apa yang ada pada diri mereka”. Jadi pemikiran menyangkut suatu wujud batiniah yang sangat eksintensial yang berperan membentuk, mempertahankan atau mengembangkan kelompok manusia. Pokok pemikiran Islam disandarkan pada apa-apa yang tertera dala al-Qur’an dan hadis, karena keduanya merupakan sumber ilmu serta hukum yang universal.
Tradisi pemikiran islam adalah keseluruhan buah pikiran yang masa pertumbuhan dan perkembangannya lebih 14 abad. Maka, tradisi pemikiran islam dengan sendirinya adalah budaya islam. Dari perspektif ini, daya cipta luar biasa kaum muslim klasik dalam menjawab tantangan zamannya berdasarkan agama. Contoh modernitas yang kini dialami dari segi pemikiran  ilmiah, teknologi dll, menurut banyak sarjana modern, adalah kelanjutan budaya islam klasik. Islam juga telah meninggalkan pengaruh luar biasa dalam pandangan sistem keagamaan. Sebagaimana yang di ungkap Austryn Wolfson (ahli filsafat islam dan yahudi), ia banyak mengungkap pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan ilmu kalam dalam filsafat yahudi.
Ajaran Islam mempunyai watak yang khas, bersifat inklusif dan sangat terbuka dengan kebudayaan dinama islam itu berada. Seperti yang dikemukakan Abraham S. Halkin (ahli sejarah yahudi), bahwa sikap islam terhadap ilmu pengetahuan adalah spontan, menghargai, mengadaptasi dan memanfaatkan. Ini menjadi faktor dalam perkembangan pemikiran pada masa-masa enkspansi awal. Meski letak suatu daerah masing-masing mempunyai kebudayaan berbeda, namun Islam hadir memberi harmonisasi.
Proses terbentuknya sebuah pemikiran umumnya diawali dengan adanya sebuah peristiwa-peristiwa. Semisal persentuhan pendapat, agama, budaya, interaksi sosial dll. Dari persentuhan atau kontak tersebut muncullah ketidaksesuaian, benturan dan kecocokan. Maka dinamika yang demikian menunjukkan proses pemikiran. Dari berbagai dinamika itulah lahir pemikiran-pemikiran keilmuan islam, pemikiran teologi, pemikiran fiqh (yurisprudensi), pemikiran tasawuf dll.
Masing-masing dari pemikiran diatas mempunyai cabang pemikiran yang diwakili dengan munculnya aliran-aliran.  Misalnya dalam hal teologi, muncullah beberapa aliran, seperti Mu’tazilah, Asy’ariyah, Murjiah dll. Begitu juga pemikiran dalam bidang fiqh. Yang diindikasikan dengan munculnya beberapa mazhahib al-fiqqiyah.
Proses perkembangan pemikiran Islam terdapat dalam tiga fase, dan ini berkaitan erat dengan sejarah. Pertama, pemikiran yang muncul pada saat wafatnya Nabi. Kedua, ekspansi islam ke barat. Penyebaran agama yang dilakukan tidak hanya berdampak pada ajaran saja, tapi juga memperkaya khazanah keilmuan-kebudayaan islam. Inilah yang disebut akulturasi islam-negara taklukkannya. Ketiga, adanya perubahan masyarakat, dari tradisional-modern. Ini mengubah pandangan cakrawala berfikir regional menjadi lebih luas.

Ciputat 9 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar